QADIANi sesat!!!!

        Pengasas : Mirza ghulam ahmad al - qadiani (1839 - 1908 )


 Beberapa iktikad pengikut Qadiani :


  • mereka percaya bahawa ghulam adalah nabi isa a.s
  • percaya tuhan mereka berbangsa inggeris kerna mereka berkomunikasi dengan tuhan mereka menggunakan bahasa inggeris
  • percaya allah itu berpuasa,bersolat,tidur,menulis dan melakukan kesalahan seperti makhluk yg lain
  • jibril a.s didakwa berjumpa dengan ghulam ahmad dan menyampaikan wahyu kepadanya seperti al quran
  • percaya bahawa kitab yang diturunkan kepada mereka iaitu 'al kitabul mubin' iaitu selain al quran...
  • percaya qaadian tempat yang suci seperti makkah dan sebagai kiblat...
  • mengharuskan dadah,arak,dan apa sahaja yang memabukkan...

Ulasan

JARIULLAH berkata…
Petikan dari buku "Penerangan Ahmadiyah",

Di samping itu, Syaikhul-Islam Mahmud Zuhdi yang dihormati telah diberhentikan dan Tuan Haji Yusuf menjadi Mufti. Oleh karena beliau baru menjabat sebagai Mufti, tentu hendak memperlihatkan kehebatannya kepada para pengikutnya, maka beliau menetapkan bahwa Ahmadiyah itu sebagai mangsanya. Pada akhir tahun 1953, saya pergi ke Jeram hendak menamatkan terjemahan Al Quranul-Majid dalam bahasa Melayu, tiba-tiba mendapat berita bahwa kami orang-orang Ahmadiyah di Jeram dipanggil ke Istana di Kuala Lumpur. Apa maksudnya? Tidak pasti bagi kami, kami mengira dipanggil untuk berdialog dengan para ulama sekali lagi. Menurut perintah, pada 15 Disember 1953, kami orang-orang Ahmadiyah supaya datang di Istana, tepat pukul 10 pagi. Tuanku Yang Mulia Sultan Selangor telah bersemayam di hadapan hadirin. Yang pertama berdiri adalah Haji Yusuf, Mufti Kerajaan Selangor, setelah menerangkan beberapa perkara yang tidak tersusun di antaranya ada pula beberapa perkara yang tidak benar.

Kemudian setelah itu, berdirilah Haji Ismail. Mula-mula membaca surat yang telah ditulis lebih dulu, setelah selesai membaca surat itu dia mulai membaca lagi satu buku. Tatkala Haji itu sudah duduk, berdirilah Haji Abdul Karim dari Sungkaya sehingga habislah waktu 2 jam lamanya. Kebawah Duli Yang Maha Mulia Tuanku Sultan Selangor bertanya: “Apakah ada lagi orang yang hendak bercakap-cakap? “Tak ada” Kata A Fatih Akhir. Lalu Kebawah Duli Yang Maha Mulia Tuanku Sultan Selangor dengan kemurahan hatinya bertitah kepada saya untuk berdiri dan menjawab. Mendengar titah itu saya berdiri, akan tetapi A Fatih Akhir dari kanan dan Haji Ismail dari kiri telah menyembah kepada Kebawah Duli Yang Maha Mulia: “Tidak ada gunanya, Tuanku! Tidak ada gunanya, Tuanku!”. “Tidak! Tidak, dengarlah! Boleh jadi ada keterangan kamu yang salah”. Titah Tuanku Yang Maha Mulia kepada kedua orang itu. Keadaan para ulama di Istana sangat menghairankan kami, karena di antara 3 Ulama yang telah bercakap-cakap itu tidak seorang pun yang sejak mula berkhutbah atau bercakap-cakap dengan membaca “Basmalah atau Syahadatain, tidak ada!.

Jadi, tatkala saya berdiri saya membaca Kalimah Syahadat, Ta’awwudz dan Al-Fatihah lebih dulu, setelah itu barulah saya mulai menjawab keterangan 3 Ulama tersebut. Saya mengatakan :

1) Tuanku Yang Maha Mulia dan tuan-tuan yang terhormat! Pertemuan ulama ini satu pertemuan yang ganjil sekali, belum pernah ada perbahasan ulama yang semacam ini, yaitu para ulama sudah mengkafirkan dan memurtadkan kami, sebelum mendengar keterangan-keterangan dari kami.

2) Hadhrat Ahmad ‘alaihis salam telah mengarang lebih dari 80 buah kitab, di antara ulama ini tidak ada satu pun yang pernah membaca satu buah pun kitab beliau, akan tetapi berani menyesatkan Ahmadiyah. Jadi, sebelum menyelidiki Ahmadiyah, mereka lebih dulu telah mengafirkannya.

3) Ada seorang Alim berkata bahwa utusan Ahmadiyah itu gila, akan tetapi sudah pernahkah Tuanku Yang Maha Mulia memanggil seorang gila untuk berdialog dengan ulama dan sudah pernahkah orang yang berakal itu hendak berdialog dengan orang gila itu?

4) Tuanku Yang Maha Mulia!!! Semua Ulama yang duduk di Majlis ini bermazhab kepada Imam Syafi’i, padahal menurut fatwa Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’I:

Orang yang melakukan solat dengan menghadap kepada Kiblat tidak boleh dikafirkan (Al-Fatawa Al-CHaditsiyah, hal. 168).

5) Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah bersabda: “Siapa yang solat seperti solat kita, berkiblat pada Kiblat kita dan memakan sesembelihan kita, maka ia adalah seorang muslim yang mempunyai jaminan dari Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian mengecoh Allah dalam hal jaminan-Nya (Al-Bukhari).

Berarti berdasarkan fatwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan fatwa Imam Syafi’i mereka itu tidak berhak mengafirkan kita Ahmadiyah, karena semua perkara yang disebutkan dalam Hadis Nabi dan fatwa Imam Syafi’I itu ada pada Ahmadiyah.

Catatan Popular